Sukabumi Buletin Online

ADHD

Paparan tinggi terhadap timbal pada anak-anak juga dapat berkontribusi terhadap pengembangan ADHD.

5. Gangguan neurologis

Anak dengan riwayat gangguan neurologis atau kesehatan mental lainnya, seperti gangguan bipolar atau gangguan spektrum autisme, dapat memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan ADHD.

6. Faktor lingkungan

Lingkungan yang tidak mendukung, stres keluarga, paparan zat-zat kimia beracun, dan kurangnya dukungan sosial dapat meningkatkan risiko ADHD.

Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara polusi udara dan peningkatan risiko ADHD pada anak-anak.

7. Kurang gizi dan istirahat

Gizi yang tidak mencukupi atau defisiensi gizi tertentu selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak dapat memengaruhi fungsi otak dan mempengaruhi risiko ADHD.

Kurang tidur atau gangguan tidur pada anak juga dapat memengaruhi konsentrasi dan perilaku, yang berkaitan dengan gejala ADHD.

Gejala ADHD

ADHD merupakan gangguan perkembangan saraf yang kompleks yang dapat memengaruhi kemampuan fungsi tubuh pengidapnya dalam banyak aspek kehidupan. Seperti ketika sedang sekolah, bekerja, dan bahkan pada lingkungan rumah.

Lalu, apa yang dirasakan pengidap ADHD? Gejala ADHD pada anak, remaja, dan orang dewasa bisa berbeda.

Bahkan terkadang sulit untuk mengenali gejalanya. Dokter umumnya baru dapat mendiagnosa ADHD pada anak atau ketika usia remaja, dengan usia rata-rata 7 tahun.

Sementara itu, orang dewasa dengan kondisi ini mungkin telah menunjukkan gejala sejak usia anak atau remaja.

Hanya, orang tua kerap mengabaikan gejala yang muncul. Hal inilah yang selanjutnya menyebabkan diagnosa kerap terlambat.

1. Gejala ADHD pada anak

Gejala utama dari gangguan kesehatan ini yaitu kurangnya perhatian, tindakan hiperaktif-impulsif, atau gabungan keduanya. Lantas, Apa ciri-ciri anak ADHD?

  • Kesulitan untuk memperhatikan dan tetap teratur.
  • Memiliki kegelisahan yang berlebihan.
  • Mempunyai masalah dengan pengendalian diri atau perilaku impulsif.

Sementara itu, orang tua bisa dengan mudah mengenali gejala ADHD pada anak dengan memperhatikan beberapa hal ini.

  • Anak sulit berfokus pada aktivitas dan menjadi mudah terganggu.
  • Rentang perhatian yang rendah saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah.
  • Anak menjadi gelisah dan kesulitan duduk diam.
  • Selalu membutuhkan gerakan atau sering berlarian.
  • Berbicara berlebihan dan menyela orang lain.
2. Gejala ADHD pada remaja

Seiring bertambahnya usia, anak dengan gangguan ini akan menunjukkan perubahan gejala.

Dalam beberapa kasus, gejala tertentu yang terlihat ketika masa kanak-kanak mungkin berkurang seiring anak beranjak remaja.

Namun, gejala baru dapat saja muncul seiring dengan perubahan tanggung jawab dan bertambahnya usia pada anak.

Remaja dengan masalah ini biasanya menunjukkan beberapa gejala berikut:

  • Kesulitan fokus pada tugas sekolah atau pekerjaan lain.
  • Sering melakukan kesalahan saat melakukan tugas atau pekerjaan.
  • Mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas, terutama tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
  • Memiliki masalah dengan organisasi dan manajemen waktu.
  • Sering melupakan barang atau kehilangan barang pribadi.
  • Kerap menghindari tugas atau pekerjaan yang melelahkan secara mental.
  • Kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga.
  • Mengalami peningkatan frustasi dan kepekaan emosional.

Meski ADHD dapat membuat remaja terlihat “tidak dewasa”, gejala yang muncul sebenarnya hanyalah bagian dari ADHD alias tidak ada hubungannya dengan tingkat kedewasaan anak.

3. Gejala ADHD pada usia dewasa

Kebanyakan orang dengan ADHD menerima diagnosa selama masa kanak-kanak. Namun, orang tua kerap mengabaikan atau menyalahartikan gejala yang muncul.

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More